Keputihan saat hamil adalah kondisi yang umum dialami oleh sebagian besar wanita hamil. Meskipun keputihan sendiri adalah hal normal selama kehamilan, tetapi jika Anda merasa khawatir atau mengalami perubahan yang signifikan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Berikut beberapa tips umum untuk mengatasi keputihan saat hamil:
1. **Jaga Kebersihan:**
Pastikan area genital tetap bersih dan kering. Gunakan sabun ringan atau pembersih khusus untuk area tersebut.
2. **Pilih Pakaian yang Tepat:**
Kenakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun dan hindari pakaian yang terlalu ketat. Pakaian yang dapat bernapas membantu menjaga kelembaban dan mencegah pertumbuhan bakteri.
3. **Hindari Penggunaan Pembilas Vagina yang Aromatik:**
Jangan menggunakan pembilas vagina atau produk perawatan pribadi yang mengandung pewangi atau bahan kimia yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri.
4. **Ubah Pembalut dengan Rutin:**
Ganti pembalut secara teratur untuk menghindari kelembaban berlebih dan mencegah pertumbuhan bakteri.
5. **Hindari Penggunaan Tisu Basah yang Mengandung Pewangi:**
Tisu basah dengan pewangi dapat menyebabkan iritasi. Gunakan tisu basah yang bebas pewangi atau pilih untuk membersihkan dengan air.
6. **Perhatikan Pola Makan:**
Makan makanan yang sehat dan seimbang, serta perbanyak konsumsi air. Nutrisi yang baik dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri dalam tubuh.
7. **Hindari Stress yang Berlebihan:**
Stress dapat memengaruhi keseimbangan bakteri dalam tubuh. Coba teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi untuk mengurangi stres.
8. **Konsultasikan dengan Dokter:**
Jika keputihan disertai dengan gejala seperti gatal, bau yang tidak normal, atau perubahan warna yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter.
Selalu penting untuk mengingat bahwa setiap wanita hamil dapat mengalami perubahan yang berbeda. Jika Anda memiliki kekhawatiran atau gejala yang tidak biasa, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran dan perawatan yang sesuai.
Rasa khawatir tentu akan muncul ketika seorang ibu yang sedang hamil mendapatkan kabar bahwa adanya kista yang muncul. Memang, rasa khawatir tersebut merupakan hal yang wajar karena bukan hanya kesehatan ibu hamil saja yang terancam, melainkan juga calon buah hati. Oleh karenanya, tidak heran jika banyak orang kemudian bertanya apakah munculnya kista saat hamil berbahaya?
Biasanya, kista terlebih dahulu terbentuk sebelum terjadi pembuahan. Akan tetapi, cukup banyak kasus kista terjadi saat ibu telah mengandung. Biasanya, hal ini terdeteksi ketika ibu hamil memeriksakan diri ke faskes dan dilakukan cek USG.
Lantas, apa sebenarnya masalah kista ovarium yang muncul ini dan apa efek kista pada ibu hamil, termasuk untuk janin yang dikandungnya? Simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Mengenal Kista Ovarium
Apa itu Kista Ovarium, Sumber: okeklinik.com
Dalam pengertian singkat, kista ovarium merupakan sebuah kantong yang berkembang di ovarium atau indung telur. Umumnya, kantong ini bisa berisi zat padat, cairan, maupun udara. Kista umum terjadi bagi wanita subur atau menjelang menopause atau pada usia 30 sampai 54 tahun.
Jenis kista yang tumbuh pada kehamilan adalah korpus luteum yang berkembang sesudah ovulasi. Sesudah sel telur lepas dari kantong kelenjar, maka folikel akan menyusut. Namun, akan membentuk kista apabila cairan tidak juga menyusut dan justru terkumpul pada folikel. Biasanya, jenis kista ini akan sembuh sendiri di pertengahan trimester kedua atau bisa tumbuh dan membesar.
Jenis Kista Ovarium yang Kerap Terjadi
Jenis kista ovarium, Sumber: klikdokter.com
Jika dilihat dari jenisnya, setidaknya ada dua jenis kista ovarium yang perlu diketahui. Tentu saja, pengetahuan ini sangat penting. Selain bisa menjadi tambahan wawasan, Anda, sebagai ibu hamil, nantinya bisa mengenal dan dapat mengidentifikasi tanda-tandanya.
Adapun jenis kista ovarium yang kerap terjadi adalah:
1. Kista Fungsional
Bisa dikatakan bahwa kista fungsional merupakan jenis kista yang paling umum ditemukan. Mayoritas kasus kista ovarium yang diderita oleh ibu hamil umumnya adalah kista fungsional.
Para pakar mengatakan bahwa kista ini tidak menimbulkan bahaya dan tidak ada efek negatif baik bagi ibu hamil atau janin yang dikandungnya. Biasanya, kista ini muncul dalam waktu yang singkat dan bisa sembuh sendiri. Bahkan, meskipun penderita tidak melakukan pengobatan sekalipun.
2. Kista Patologis
Jenis kista ovarium yang selanjutnya adalah kista patologis. Ini adalah kista yang dapat menimbulkan masalah pada kehamilan, terutama pada janin yang masih tergolong berusia muda.
Terkait jenis kista ini, pakar menjelaskan bahwa kista patologis muncul dikarenakan adanya pertumbuhan sel tubuh yang tidak normal. Awalnya, kondisi semacam ini akan menyebabkan adanya kista jinak. Hanya saja, jika tidak langsung ditangani, kista jinak tersebut nantinya bisa berubah menjadi tumor.
Gejala Kista Ketika Sedang Hamil
Gejala kista pada ibu yang sedang hamil, Sumber: umsida.ac.id
Semua ibu pasti ingin menjaga bayi dalam kandungan dengan maksimal hingga melahirkannya dengan sehat dan selamat. Namun, suatu kondisi bisa saja terjadi dan membuat para ibu jadi khawatir. Salah satunya adalah kista yang biasanya muncul di awal kehamilan.
Namun, sayangnya, kista yang muncul pada indung telur kerap kali terlambat dideteksi. Pasalnya, di awal kemunculannya, kista tidak memiliki gejala yang khas atau bahkan tidak ada gejala yang muncul sama sekali.
Akan tetapi, ketika sudah mulai membesar, ada beberapa gejala kista saat hamil yang muncul. Beberapa gejala tersebut diantaranya adalah:
Mual dan muntah
Mudah merasa kenyang
Perut kembung
Buang air kecil dengan frekuensi yang lebih sering
Saat berhubungan seksual akan merasakan nyeri
Di atas kemaluan sering merasakan sakit
Nyeri panggul
Terjadi pendarahan pada vagina
Jika dicermati lebih jauh, gejala kista pada ibu hamil tersebut hampir serupa dengan kehamilan ektopik. Hanya saja, perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Oleh karenanya, pemeriksaan berkala selama kehamilan menjadi hal yang penting dilakukan bagi setiap ibu hamil, terutama pada kehamilan yang cenderung berisiko.
Apakah Muncul Kista Saat Hamil Berbahaya?
Saat Anda mendapati hasil USG hamil dengan kista, tak perlu panik dan khawatir. Sebab, stress justru akan memperburuk keadaan dan membuat kehamilan jadi terganggu. Kista pada ovarium saat hamil biasanya tidak berbahaya. Jenis kista yang tidak berbahaya biasanya tidak menimbulkan nyeri serta dapat sembuh dengan sendirinya.
Apabila ukuran kista cukup kecil, dokter kemungkinan besar hanya menganjurkan USG secara rutin. Tujuannya untuk melakukan pemantauan pada kista. Apakah ukurannya membesar, mengecil, atau bahkan hilang begitu saja. Pasalnya, kista bisa saja hilang karena pecah dan tidak menyebabkan gejala apapun pada ibu hamil.
Hanya saja, perlu diwaspadai jika ternyata ukuran kista cenderung membesar. Kista dengan ukuran lebih dari 5 cm bisa menyebabkan nyeri pada ibu hamil. Jika tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat, kista bisa menyebabkan pendarahan pada perut dan akan membuat kehamilan terganggu.
Nantinya, kista yang berbahaya tersebut akan menyebabkan gangguan kesehatan pada torsi ovarium. Jika hal ini terjadi, umumnya, dokter akan menyarankan operasi pengangkatan terhadap kista. Tentu dengan pertimbangan bahwa prosedur ini aman dilakukan pada ibu hamil.
Pengobatan Kista Saat Hamil
Ilustrasi pemantauan kista dengan USG, Sumber: diadona.id
Setelah mengenal berbagai jenis kista saat hamil dan gejalanya, maka Anda juga harus memahami beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan pada kondisi tersebut. Dengan mengetahui jenis pengobatan yang bisa dilakukan, Anda diharapkan bisa melakukan penanganan yang benar sedari awal agar dampak buruk kista tidak terjadi.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti:
1. Pemantauan USG
Apabila saat hamil terdeteksi kista tanpa adanya gejala yang signifikan, maka penanganan yang tepat adalah melakukan pemantauan USG. Sebab, jenis kista ini tidak butuh penanganan lanjutan dan bisa hilang sendiri jika usia kehamilan semakin bertambah.
2. Prosedur Operasi
Jika kista yang muncul dan terdeteksi memiliki ukuran yang besar serta memiliki potensi menghalangi jalan lahir bagi bayi, maka operasi biasanya akan sangat disarankan. Agar lebih aman, maka kista bisa diangkat di awal trimester kedua.
Prosedur operasi yang bisa dijalankan untuk mengangkat kista adalah laparoskop yakni tindakan operasi dengan sayatan kecil yang dibantu menggunakan laparoskopi yakni sebuah selang kecil yang dilengkapi kamera. Selain itu, bisa juga dengan laparotomi yakni pembedahan perut terbuka untuk mengangkat kista dengan ukuran besar.
3. Penggunaan Suplemen Progesteron
Selain dengan pemeriksaan USG berkala, Anda juga bisa direkomendasikan untuk mengkonsumsi suplemen progesteron agar kehamilan tetap terjaga dengan baik. Biasanya, cara ini dilakukan jika kehamilan yang terjadi sebelum 10 minggu.
Beberapa pengobatan kista tersebut tentu harus dilakukan dengan pemantauan dari dokter. Dengan penanganan berkala yang cepat dan tepat, bukan tidak mungkin kista yang muncul nantinya bisa diatasi dan tidak mengganggu kehamilan.
Demikian penjelasan mengenai kista saat hamil yang perlu Anda waspadai. Tidak perlu khawatir dan stres yang berlebihan jika hal ini terjadi pada Anda. Segeralah memeriksakan diri pada dokter kandungan supaya ada penanganan yang paling tepat untuk menghadapi masalah kesehatan ini. Semoga bermanfaat!
Bagi ibu hamil kesehatan janin dalam kandungan menjadi sangat penting untuk selalu dijaga. Bukan hanya kesehatan janin, tetapi juga kesehatan seorang ibu yang sedang mengandung. Upaya tersebut dilakukan agar dapat terhindar dari berbagai jenis penyakit yang sering dialami dan sebagai bentuk usaha mencegah IUFD pada janin.
Bagi para ibu hamil baru IUFD adalah salah satu kondisi yang mungkin belum terlalu diketahui dan dipahami. Maka dari itu, penting untuk Anda mencari tahu tentang penyakit IUFD agar nantinya bisa mengurangi resiko terjadinya kondisi tersebut.
Pada kesempatan ini akan dibahas berbagai hal tentang IUFD, untuk menjaga kesehatan dari janin yang sedang dikandung. Simak ulasannya!
Sekilas Tentang IUFD
Mengenal apa itu IUFD, Sumber: honestdocs.id
Intrauterine Fetal Death (IUFD) atau gejala IUFD adalah kondisi kematian janin yang terjadi di dalam kandungan. Kondisi seperti ini dapat terjadi pada masa kehamilan berusia 20 minggu yang menjadi salah satu kategori IUFD menurut WHO.
Untuk penyebab kematian janin dalam kandungan, para pakar mengatakan ada banyak penyebab. Baik yang terdiagnosis sampai yang tidak terdiagnosis.
Terkait IUFD, sebenarnya setiap ibu hamil memiliki resiko yang sama. Tetapi, kondisi ini dapat dicegah dan resiko masalah ini bisa dikurangi pada janin yang sedang dikandung.
Ibu hamil perlu mengetahui bahwa keguguran dan IUFD adalah dua kondisi yang berbeda. Hal yang membedakan keduanya terletak pada usia kandungan janin. Wanita yang sedang hamil dikatakan mengalami keguguran bila kematian janin kurang dari 20 minggu.
Tanda-tanda IUFD yang Biasanya Muncul
Kondisi IUFD biasanya akan ditandai oleh beberapa penyebab. Dari munculnya tanda-tanda tersebut, tentu Anda dapat langsung tindakan dan upaya mencegah IUFD terjadi pada janin.
Merokok dapat berdampak buruk pada ibu hamil, Sumber: hellosehat.com
Adapun beberapa penyebab IUFD adalah:
Plasenta janin tidak berfungsi dengan baik sehingga tidak bisa memasok nutrisi yang dibutuhkan. Kondisi ini dapat menghambat perkembangan janin dan memicu terjadinya IUFD.
Adanya kelainan genetik atau kelainan kromosom. Hal ini membuat kondisi organ vital janin tidak dapat berkembang dengan baik. Seperti otak dan jantung sehingga dapat memicu terjadinya IUFD.
Sering terjadi perdarahan pada trimester akhir kehamilan yang membuat tingkat resiko kematian janin menjadi lebih besar.
Memiliki kondisi medis tertentu yang dialami oleh sang ibu. Kondisi medis tersebut seperti diabetes, hipertensi, gangguan imunitas tubuh, kurang gizi, dan infeksi bakteri streptokokus grup B. Kondisi medis yang dialami seperti ini membuat resiko janin mati dalam kandungan.
Menerapkan pola hidup yang buruk. Kondisi pola hidup yang kurang sehat seperti mengonsumsi minuman beralkohol atau merokok saat hamil. Hal ini, tentu akan membuat janin dapat mengalami kondisi IUFD.
Itulah beberapa tanda-tanda IUFD yang harus bisa menjadi perhatian khusus bagi Anda yang sedang mengandung. Oleh karena itu, mulailah berfikir bahwa kesehatan janin menjadi prioritas utama yang selalu dijaga.
Cara Mencegah IUFD yang Bisa Dilakukan Oleh Ibu Hamil
Makanan sehat untuk ibu hamil, Sumber: aromarasa.com
Berkaitan dengan upaya untuk mencegah IUFD, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk melindungi perkembangan janin dalam kandungan. Apa saja cara tersebut? Berikut ini diantaranya:
1. Memeriksa Kondisi Janin Sesuai Jadwal
Terkadang, kondisi kandungan yang sehat membuat beberapa ibu lupa untuk melakukan pemeriksaan janin sesuai jadwal. Padahal memeriksa janin secara rutin dan terjadwal pada dokter adalah hal yang wajib untuk terus dilakukan.
Pemeriksaan kandungan sesuai jadwal yang telah ditentukan tentu bisa menjadi cara mencegah kondisi IUFD. Pasalnya, dengan melakukan pemeriksaan secara teratur, ada informasi update perkembangan janin yang didapatkan. Inilah kenapa ibu hamil tidak boleh menganggap sepele jadwal pemeriksaan janin ke dokter kandungan.
2. Rutin Mengkonsumsi Jenis Makanan Sehat
Saat mengandung, ada baiknya ibu hamil mulai menerapkan pola makan sehat. Pasalnya, dengan rutin mengkonsumsi jenis makanan sehat, dapat membantu mencegah terjadinya IUFD.
Makanan sehat yang dikonsumsi akan membuat janin akan tumbuh dan berkembang secara baik karena menerima nutrisi yang cukup. Tips ini sangat disarankan, terutama bagi Anda yang akan melakukan persalinan pertama kali.
Jadi, jangan sampai lupa untuk mulai mengkonsumsi berbagai jenis makanan sehat. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan selain mencegah dari IUFD, yaitu mengurangi resiko masalah kehamilan. Dengan begitu, kehamilan dapat lancar hingga proses persalinan.
3. Aktif Dalam Melakukan Gerakan
Saat hamil bukan berarti Anda menjadi malas-malasan dalam melakukan sebuah kegiatan. Hanya saja jenis kegiatan yang dilakukan bukanlah sesuatu yang berat. Artinya, Anda dituntut untuk bisa aktif dalam melakukan gerakkan. Contohnya olahraga ringan seperti jalan, yoga dan lain-lain.
Dengan tubuh yang aktif dalam melakukan gerakkan dapat membuat kesehatan kehamilan tetap terjaga. Kondisi tubuh yang bugar dan stabil juga akan mengurangi resiko terjadinya IUFD. Serta berbagai masalah resiko kehamilan lainnya.
4. Menghindari Posisi Tidur Terlentang
Awal-awal kehamilan posisi tidur terlentang masih bisa dilakukan. Akan tetapi, pada saat sudah masuk pada minggu ke-28 posisi tidur terlentang tidak disarankan untuk dilakukan. Hal ini, ternyata dapat membuat usus dan pembuluh darah menjadi tertekan akibat beban janin yang terus mengalami pertambahan.
Dampaknya tentu akan membuat sirkulasi darah ke jantung menjadi terhambat. Tentunya, juga dapat berdampak pada kesehatan janin. Oleh karena itu, menghindari posisi tidur terlentang harus bisa dihindari untuk tetap menjaga bayi dalam kandungan. Serta juga bisa menjadi salah satu cara mencegah IUFD.
Itulah beberapa cara mencegah IUFD yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Meskipun risiko IUFD tetap saja mengintai, dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan, bukan tidak mungkin masalah kesehatan ini tidak akan terjadi dan kehamilan Anda akan senantiasa sehat hingga waktu persalinan tiba.
Ovarium adalah salah satu organ kewanitaan yang berperan penting dalam reproduksi wanita. Oleh karenanya, setiap wanita perlu melakukan perawatan untuk menghindari gangguan terjadi dan bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel telur. Nah, salah satu gangguan yang sering dialami adalah kista ovarium.
Dalam pengertian singkat, kista pada organ ovarium adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada wanita di seluruh dunia. Umumnya, kista ini bersifat jinak dan berbahaya. Namun ada beberapa jenis kista yang perlu diwaspadai karena bersifat ganas dan beresiko kanker.
Berdasarkan hal tersebut, penting bagi setiap wanita untuk memahami jenis-jenis dari penyakit ini dan cara mengidentifikasinya sejak dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan atau pengobatan yang tepat waktu. Yuk, cari tahu bareng apa itu kista ovarium dan jenis-jenisnya!
Apa Itu Kista Ovarium?
Penyakit kista ovarium, Sumber: daai.tv
Kista ovarium adalah benjolan berisi cairan yang tumbuh di dalam atau di sekitar indung telur wanita. Kista ini biasanya muncul selama masa subur atau selama wanita mengalami menstruasi.
Wanita memiliki dua ovarium di dalam tubuh, kanan dan kiri. Kista ini sangat umum dan sebagian besar bersifat jinak dan tidak berbahaya. Namun, dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat menjadi ganas atau kanker ovarium, yang memerlukan penanganan segera.
Para pakar mengatakan bahwa masalah ini dapat terjadi pada wanita dari segala usia. Paling sering ditemukan pada rentang 20-40 tahun. Di sisi lain, kista ovarium terjadi pada 18% orang yang sudah postmenopause.
Secara umum, penyebab terjadinya kista karena terjadinya gangguan pembentukan hormon di dalam tubuh. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat kista sebelumnya, siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi dini, dan meningkatnya distribusi lemak di bagian atas tubuh cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi.
Seperti disinggung sebelumnya, pada dasarnya, kista ovarium terjadi karena siklus menstruasi atau pertumbuhan sel telur yang tidak normal. Selain itu, kista ini cenderung jinak dan tidak berbahaya. Hanya saja, ada beberapa jenis-jenis dari penyakit ini yang harus diwaspadai wanita.
Beberapa diantaranya adalah:
1. Kista fungsional
Bisa dikatakan bahwa kista fungsional adalah jenis ini paling sering dialami wanita. Kista ini masuk kategori jinak sehingga tidak berbahaya. Jarang menimbulkan rasa sakit. Biasanya akan menghilang dalam waktu 2-3 periode menstruasi. Kista ini terbagi menjadi 2, yaitu kista folikel dan kista korpus luteum.
Kista folikel
Di tengah siklus menstruasi, akan terjadi ovulasi. Sel telur keluar dari ovarium. Pada saat keluar, sel telur dikelilingi folikel. Kista folikel akan terjadi jika folikel tersebut tidak pecah. Hal itu menyebabkan sel telur tidak dapat dilepaskan. Folikel akan tumbuh dan menjadi kista.
Kista corpus luteum
Ketika folikel pecah, sel telur lepas. Kantung sel telur akan kosong dan menyusut membentuk korpus luteum. Corpus luteum memproduksi hormon estrogen dan progesteron untuk pembuahan. Corpus luteum terbentuk jika kantung tidak menyusut. Pada saat itu kantung akan menutup sendiri setelah telur lepas. Cairan akan menumpuk di dalamnya.
2. Kista patologis
Kista patologis adalah kista yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi. Kista muncul karena pertumbuhan sel yang abnormal. Kista ini termasuk jenis yang ganas. Meskipun demikian, kista ini masih bisa disembuhkan.
3. Kista dermoid
Berasal dari embrio yang telah ada sejak lahir dan berkembang saat wanita sedang masa subur. Kista dermoid biasanya terbentuk pada usia reproduksi dan dapat tumbuh hingga beberapa sentimeter. Kista ini bersifat jinak, namun dapat berisi jaringan yang tidak biasa seperti rambut, tulang, dan gigi.
4. Kista endometriosis
Terjadi karena lapisan dinding rahim (ensometrium) tumbuh di luar rahim. Kista ini bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks ataupun menstruasi. Pada endometrium atau dinding rahim tumbuh di indung telur.
5. Kista adenoma
Kista adenoma muncul karena terbentuk sel-sel di permukaan ovarium dan bisa berisi cairan atau lendir. Jenis satu ini bisa membesar dan mengakibatkan ovarium terpelintir, sehingga dapat mengurangi atau menghentikan darah ke ovarium.
Meskipun kebanyakan kista ovarium tidak memerlukan perawatan khusus, namun jika tidak diobati, lama kelamaan dapat tumbuh dan menyebabkan gejala yang tidak nyaman. Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita untuk mengetahui jenis-jenis kista ovarium yang perlu diwaspadai dan tindakan apa yang harus dilakukan jika terkena masalah ini.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena Kista Ovarium?
Gejala dari kista ovarium bisa beragam, tergantung pada ukuran, jenis, dan lokasi benjolan tersebut. Beberapa gejala umum dari penyakit ini antara lain nyeri panggul atau sakit perut, perubahan siklus menstruasi, perdarahan diantara menstruasi, kesulitan buang air kecil atau besar, mual atau muntah, dan rasa penuh atau berat di perut.
Pemeriksaan USG, Sumber: alodokter.com
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes diagnostik seperti USG (ultrasonografi) atau CT scan. Pemeriksaan dilakukan saat kondisi sedang tidak hamil. Terapi untuk kista ovarium bergantung pada jenis dan ukurannya, serta apakah bersifat jinak atau ganas.
Kista biasanya akan menghilang dengan sendirinya. Apabila ukurannya semakin membesar, mengganggu, dan terlihat abnormal maka ada kemungkinan dilakukan operasi kista ovarium. Jika diperlukan terapi atau pengobatan yang bisa dilakukan:
Mengonsumsi pil KB
Pil KB akan membantu mencegah kista ovarium berulang, namun tidak mengecilkan kista.
Pemantauan berkala
Pemeriksaan USG beberapa minggu setelah didiagnosis adanya kista. Pemeriksaan berfungsi untuk mengecek masih ada tidaknya kista.
Operasi
Prosedur operasi yang dilakukan adalah pengangkatan kista. Namun jika kasus lebih parah, maka pengangkatan ovarium juga dapat dilakukan.
Penyakit ini dapat terjadi pada setiap wanita. Oleh karenanya harus menjaga pola hidup sehat dan olahraga rutin. Ada kemungkinan juga kista ini terjadi pada ibu hamil. Jika terjadi, ibu hamil memerlukan perawatan yang tepat. Untuk mencegahnya, ibu hamil harus memperhatikan nutrisi saat hamil dan menjaga kesehatan ibu hamil.
Oleh karenanya, adanya perubahan siklus bulanan atau merasakan nyeri hebat atau sakit di perut harus diwaspadai dan diperiksakan jika diperlukan. Terlebih, jika masalah tersebut terjadi ketika Anda berada dalam siklus menstruasi. Tentu, penanganan yang tepat dan cepat sangat disarankan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Menjelang waktu persalinan, terutama persalinan pertama, salah satu masalah yang kerap terjadi pada ibu hamil adalah rasa cemas yang berlebihan. Rasa cemas ini umumnya muncul karena ibu hamil terlalu memikirkan segala hal tentang persalinan yang akan ia hadapi. Para pakar menyebut gangguan ini dengan istilah toko-phobia.
Bisa dikatakan bahwa rasa cemas yang muncul menjelang persalinan sebenarnya wajar. Terlebih, persalinan yang hendak dilakukan adalah yang pertama kali. Namun, apabila rasa cemas tersebut terkesan berlebihan hingga menimbulkan rasa takut, maka harus ada langkah yang dilakukan untuk penanganan.
menjelang persalinan, ibu hamil kerap mengalami kecemasan berlebihan. sumber: galamedianews.com
Nah, pada kesempatan ini akan dibahas beberapa cara efektif yang bisa dijadikan solusi untuk mengatasi rasa cemas berlebihan menjelang persalinan. Simak ulasannya!
Seperti yang disinggung sebelumnya, rasa cemas kerap muncul menjelang persalinan dan sebenarnya hal ini wajar. Namun, apabila rasa cemas tersebut berlebihan, maka Anda perlu melakukan beberapa tindakan agar tidak terjadi masalah pada proses persalinan yang hendak dijalani.
Beberapa tips mendasar yang efektif untuk mengatasi kecemasan berlebih menjelang persalinan diantaranya adalah:
1. Mempelajari beragam hal tentang persalinan
Tips pertama agar Anda bisa mengatasi kecemasan berlebih menjelang persalinan adalah dengan mempelajari beragam hal, termasuk tips persalinan. Berbekal pengetahuan tentang persalinan yang dimiliki, tentu Anda akan memiliki kesiapan yang lebih baik.
Sebenarnya, ada berbagai hal yang perlu diketahui terkait persalinan. Misalnya saja, Anda perlu tahu tentang tahapan persalinan yang akan dilalui mulai dari awal hingga akhir. Selain itu, ketahui pula beberapa tips untuk melancarkan persalinan, seperti melakukan senam, mengontrol pola makan dan lainnya.
2. Mempersiapkan berbagai kemungkinan yang terjadi
Rasa cemas menjelang persalinan bisa muncul karena adanya kekhawatiran tentang bagaimana persalinan tersebut nantinya. Setiap ibu hamil pasti menginginkan proses melahirkan normal. Namun, bisa jadi, karena beberapa sebab tertentu, proses persalinan normal tidak bisa dilakukan.
mempelajari beragam hal tentang persalinan bisa meningkatkan kesiapan melahirkan. sumber: istockphoto.com
Nah, hal semacam ini tentu juga harus dipersiapkan dengan baik. Dengan kesiapan tersebut, Anda nantinya akan memiliki mental yang lebih kuat dan persiapan yang lebih matang sehingga kecemasan berlebih tidak akan muncul.
3. Mengatur emosi
Agar kecemasan berlebihan tidak muncul menjelang persalinan, Anda juga perlu mengatur emosi. Memang, menjelang persalinan, ibu hamil cenderung memiliki emosi yang tidak stabil. Selain karena pikiran, secara umum, ada perubahan hormon yang juga berpengaruh pada tingkat stabilitas emosi ibu hamil.
Terkait hal ini, ada baiknya jika Anda berusaha untuk mengatur emosi yang terkadang meledak-ledak. Pasalnya, para pakar mengatakan bahwa emosi yang stabil cenderung sangat membantu kelancaran proses persalinan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi agar stabil. Mendapatkan dukungan dari orang terdekat terutama suami dan keluarga adalah salah satunya. Selain itu, Anda juga bisa mencatat apa saja yang dirasakan untuk mendapatkan ketenangan.
4. Memotivasi diri sendiri
Tips selanjutnya yang cukup efektif untuk menghilangkan kecemasan berlebih saat menjelang persalinan adalah memotivasi diri sendiri. Seperti disinggung sebelumnya, persalinan normal adalah keinginan dari setiap ibu hamil. Namun, bagaimana jika ternyata ada masalah yang menjadikan Anda tidak bisa melakukannya?
Biasanya, dokter akan memberitahukan kondisi Anda menjelang persalinan. Apabila ternyata ada masalah pada kandungan dan mengharuskan Anda untuk melakukan operasi Caesar, maka Anda harus menerimanya dengan besar hati. Beri motivasi pada diri sendiri bahwa kelahiran si kecil lebih penting daripada proses yang dilalui.
5. Mengajak si kecil berbincang
Pernah mendengar perkataan bahwa si kecil yang masih berada di dalam kandungan bisa mendengarkan apa yang ibunya bicarakan?
Terkait mengatasi kecemasan berlebihan menjelang persalinan pertama, Anda bisa mengajak bayi yang ada di dalam kandungan berbincang-bincang. Ini adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan ketenangan dan mengatasi kecemasan tersebut.
bayi yang ada di dalam kandungan mendengarkan apa yang ibunya bicarakan. sumber: istockphoto.com
Tentu saja, Anda bisa berbicara tentang banyak hal pada bayi tersebut. Misalnya saja, ajak si kecil untuk bisa lahir dengan proses yang lebih mudah dan sehat. Hal semacam ini secara ajaib akan memberikan dampak positif dan meningkatkan kedekatan bayi dengan ibu secara emosional.
6. Latihan relaksasi
Seperti yang dibahas di awal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai bentuk persiapan menjelang kelahiran. Selain menjaga kesehatan dan mengatur pola makan, penting bagi Anda untuk melakukan latihan relaksasi, terutama apabila tanda-tanda melahirkan anak pertama sudah dirasakan.
Berbincang tentang latihan relaksasi tersebut, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan. Misalnya saja, Anda bisa melakukan beberapa gerakan yoga khusus untuk ibu hamil atau melakukan meditasi. Selain itu, Anda pun bisa meluangkan waktu untuk duduk dan bersantai agar lebih rileks.
ibu yang lebih rileks membuat persalinan lebih lancar. sumber: istockphoto.com
Beberapa hal di atas adalah apa yang bisa Anda lakukan sebagai langkah penanganan rasa cemas berlebihan yang muncul menjelang persalinan pertama. Sebagai tambahan, berusahalah untuk senantiasa tetap aktif dan hidup sehat menjelang persalinan.
Para pakar mengatakan bahwa ibu hamil trimester akhir yang tetap aktif cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik sekaligus bisa terhindar dari stress berkepanjangan. Sebaliknya, ibu hamil yang cenderung kurang gerak dan tidak melakukan kegiatan cenderung lebih rentan terkena serangan stress dan rasa cemas berlebihan. Meskipun, Anda harus mengatur waktu istirahat.
Nah, lakukan beberapa hal di atas untuk mengatasi rasa cemas berlebihan yang muncul. Perlu disadari bahwa kelahiran adalah hal yang sebenarnya Anda tunggu sehingga Anda seharusnya menyambut proses persalinan pertama tersebut dengan suka cita. Semoga bermanfaat!
Permasalahan yang dihadapi oleh para ibu hamil bisa dibilang cukup kompleks. Salah satunya adalah soal menjaga imunitas dan kondusifitas mood. Hal ini menuntut perlunya pendekatan yang efektif dan juga alami, diantaranya dengan beberapa resep minuman jahe untuk ibu hamil yang terbukti cukup efektif.
Oleh karena itu beberapa menit kedepan Anda bisa menggali apa saja manfaat minuman jahe bagi ibu hamil, sekaligus apa saja resep sederhana yang bisa Anda jadikan acuan untuk membuat sajian teh jahe secara mandiri di rumah.
Manfaat Teh Jahe untuk Ibu Hamil yang Perlu Anda Ketahui
Ada banyak manfaat teh jahe yang bisa Bumil dapatkan, diantaranya adalah sebagaimana berikut:
1. Mengatasi Morning Sickness
Sejumlah ibu hamil sangat rentan mengalami morning sickness, mual sampai dengan muntah. tentu saja hal ini bisa sangat mengganggu bahkan mengurangi nafsu makan para ibu hamil, sehingga perlu untuk diatasi sesegera mungkin.
Morning sickness sangat mengganggu masa kehamilan. Sumber: istockphoto.com
Kabar baiknya, teh jahe terbukti ampuh membantu mengatasi keluhan ini. Pasalnya jahe sendiri mengandung senyawa gingerol dan shogaol yang berfungsi sebagai reseptor pada sistem pencernaan serta mempercepat pengosongan perut.
2. Mengatasi Hiperemesis Gravidarum
Teh jahe juga bisa membantu mengatasi hiperemesis gravidarum yang merupakan gejala mual hanya saja mual dan muntah di sini terjadi secara berlebihan. Kondisi ini tidak sekedar mengganggu ibu hamil, bahkan berisiko membuat ibu hamil mengalami dehidrasi, sembelit, sampai dengan penurunan berat badan sehingga kesehatan ibu dan janin menjadi terganggu.
3. Meredakan Kram Perut
Kram perut merupakan jenis keluhan yang cukup umum dialami oleh ibu hamil di trimester pertama. Kram perut memang tidak begitu membahayakan jika masih dalam skala ringan. namun ketika kram perut berat maka sudah harus mendapatkan pertolongan. Dalam hal ini jahe dapat bertindak sebagai antiinflamasi pereda nyeri di perut.
4. Melawan Infeksi
Perubahan hormon selama masa kehamilan juga bisa memicu gangguan pada mulut dan gusi. Oleh karena itu, selain perlu melakukan pemeriksaan gigi secara rutin ke dokter gigi, bumil juga dianjurkan mengonsumsi teh jahe guna menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dikarenakan adanya kandungan pada jahe yang memiliki efek antibakteri.
5. Membantu Menjaga Kadar Kolesterol
Kolestrol bisa menjadi ancamaan bagi jantung ibu. Sumber: unsplash.com
Mengkonsumsi jahe untuk ibu hamil juga cukup efektif dalam mengatur kadar kolesterol selama kehamilan. Dimana kadar lipoprotein LDL yang tinggi (kolesterol jahat) bisa berdampak pada peningkatan risiko penyakit jantung.
6. Meredakan Kondisi Nyeri Otot
Nyeri otot yang banyak dialami oleh ibu hamil juga bisa diatasi dengan mengkonsumsi jahe, meski dampak yang dihasilkan tidak terjadi secara langsung. Anda bisa mengonsumsi 2 gram jahe per hari, selama 11 hari.
7. Membantu Melawan Batuk dan Pilek
Sistem kekebalan tubuh cenderung melambat selama kehamilan. Mengantisipasi hal ini, para ibu hamil dianjurkan untuk memanfaatkan jahe untuk meningkatkan sistem kekebalan, dan membantu para ibu hamil pulih dengan cepat.
8. Membantu Meredakan Mual di Pagi Hari
Mual dan muntah pada ibu hamil konon berdampak besar pada kualitas hidup. Dengan pertimbangan pilihan alami, mengkonsumsi jahe terbukti baik untuk mengatasi mual dan muntah.
9. Membantu Penyerapan Nutrisi
Mengkonsumsi jahe untuk ibu hamil juga dapat membantu tubuh menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Hal ini tentu saja dapat membantu pertumbuhan janin dengan pertumbuhan yang baik.
Resep Minuman Jahe untuk Ibu Hamil
Ada cukup banyak resep simpel untuk membuat minuman jahe bagi ibu hamil yang bisa Anda coba sendiri di rumah. Berikut ini ulasan lengkapnya.
1. Wedang Jahe Gula Merah
Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain 1 batang serai, 1 ruas jahe, gula merah secukupnya, 1 sdm air perasan lemon, dan 1 gelas air panas
Racikan seduhan jahe adalah pilihan terbaik. Sumber: unsplash.com
Cara membuatnya: Cuci hingga bersih dan potong-potong semua bahan. Setelah terpotong, campurkan semua bahan ke dalam air panas dan aduk hingga merata.Cara lain, Anda bisa merebus semua bahan dalam sebuah panci berisi air sampai mendidih. Nikmati selagi hangat.
2. Air Guraka Khas Ternate
Bahan-bahan yang dibutuhkan: 3 ruas jahe, 2 keping gula merah 500 ml air, dan 2 genggam kacang tanah
Cara membuatnya: Sangrai kacang tanah hingga cukup matang. Setelah itu bersihkan kulit arinya, lalu sisihkan kacang. Di lain sisi bersihkan juga jahe lalu iris tipis. Berikutnya cacah gula merah sebelum dimasukkan ke dalam panci berisi air panas. Kemudian masukkan irisan jehe dan tunggu hingga dirasa cukup. terakhir saring sajian siap dinikmati dengan taburan kacang sangrai.
3. Minuman Jahe Biji Jali
Bahan-bahan yang dibutuhkan: 5 sdm biji jali, 2 liter air, 3 cm jahe geprek, 1 simpul daun pandan, 1/4 sdt garam, dan gula pasir secukupnya.
Cara membuatnya: Pertama-tama rendam biji jali selama semalam, selanjutnya cuci dan tiriskan. Rebus air, daun pandan, jahe dan biji jali-nya hingga air mendidih. Setelah itu tutup pancinya selama 30 menit. jangan lupa untuk menambahkan gula sesuai dengan selera. Setelah itu sajian jahe biji jali siap disajikan.
4. Minuman Jahe dan Kelapa Muda
Bahan-bahan yang dibutuhkan: 1 butir kelapa muda, 100 gr kolang-kaling, 4 ruas jahe, 100 gr gula aren, 2 sdm fiber creme, Sedikit garam, 400 gr air
Cara membuatnya: Rebus terlebih dahulu kolang-kaling, lalu bersihkan setelah ditiriskan. Kerok daging kelapa dan pisahkan dengan airnya, geprek jahe, dan haluskan gula aren. Setelah semuanya siap maka campurkan semua komponen. Terakhir masak hingga mendidih dan jahe kelapa muda siap dinikmati.
Cara membuatnya: Pertama-tama kupas jahe, cuci dan tumbuk. Setelah itu masukkan semua bahan (kecuali santan) kedalam panci untuk direbus. Di sisi lain masak juga gula hingga larut dan mendidih. Tuang dan saring ke dalam gelas dengan tambahan satu butir kuning telur ayam kampung. Nikmati selagi hangat.
Selain kelima resep di tas, Anda juga masih bisa melakukan kreasi minuman jahe lainnya seperti resep jahe kurma, jahe pandan, sampai dengan jahe madu. Demikian itulah ulasan seputar ibu hamil dan masa kehamilan kali ini. Semoga bermanfaat. jangan lupa share dan nantikan ulasan menarik lainnya. Sekian dan terima kasih.