Ovarium adalah salah satu organ kewanitaan yang berperan penting dalam reproduksi wanita. Oleh karenanya, setiap wanita perlu melakukan perawatan untuk menghindari gangguan terjadi dan bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel telur. Nah, salah satu gangguan yang sering dialami adalah kista ovarium.
Dalam pengertian singkat, kista pada organ ovarium adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada wanita di seluruh dunia. Umumnya, kista ini bersifat jinak dan berbahaya. Namun ada beberapa jenis kista yang perlu diwaspadai karena bersifat ganas dan beresiko kanker.
Berdasarkan hal tersebut, penting bagi setiap wanita untuk memahami jenis-jenis dari penyakit ini dan cara mengidentifikasinya sejak dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan atau pengobatan yang tepat waktu. Yuk, cari tahu bareng apa itu kista ovarium dan jenis-jenisnya!
Apa Itu Kista Ovarium?
Kista ovarium adalah benjolan berisi cairan yang tumbuh di dalam atau di sekitar indung telur wanita. Kista ini biasanya muncul selama masa subur atau selama wanita mengalami menstruasi.
Wanita memiliki dua ovarium di dalam tubuh, kanan dan kiri. Kista ini sangat umum dan sebagian besar bersifat jinak dan tidak berbahaya. Namun, dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat menjadi ganas atau kanker ovarium, yang memerlukan penanganan segera.
Para pakar mengatakan bahwa masalah ini dapat terjadi pada wanita dari segala usia. Paling sering ditemukan pada rentang 20-40 tahun. Di sisi lain, kista ovarium terjadi pada 18% orang yang sudah postmenopause.
Secara umum, penyebab terjadinya kista karena terjadinya gangguan pembentukan hormon di dalam tubuh. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat kista sebelumnya, siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi dini, dan meningkatnya distribusi lemak di bagian atas tubuh cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi.
Jenis Kista Ovarium yang Perlu Diwaspadai
Seperti disinggung sebelumnya, pada dasarnya, kista ovarium terjadi karena siklus menstruasi atau pertumbuhan sel telur yang tidak normal. Selain itu, kista ini cenderung jinak dan tidak berbahaya. Hanya saja, ada beberapa jenis-jenis dari penyakit ini yang harus diwaspadai wanita.
Beberapa diantaranya adalah:
1. Kista fungsional
Bisa dikatakan bahwa kista fungsional adalah jenis ini paling sering dialami wanita. Kista ini masuk kategori jinak sehingga tidak berbahaya. Jarang menimbulkan rasa sakit. Biasanya akan menghilang dalam waktu 2-3 periode menstruasi. Kista ini terbagi menjadi 2, yaitu kista folikel dan kista korpus luteum.
- Kista folikel
Di tengah siklus menstruasi, akan terjadi ovulasi. Sel telur keluar dari ovarium. Pada saat keluar, sel telur dikelilingi folikel. Kista folikel akan terjadi jika folikel tersebut tidak pecah. Hal itu menyebabkan sel telur tidak dapat dilepaskan. Folikel akan tumbuh dan menjadi kista.
- Kista corpus luteum
Ketika folikel pecah, sel telur lepas. Kantung sel telur akan kosong dan menyusut membentuk korpus luteum. Corpus luteum memproduksi hormon estrogen dan progesteron untuk pembuahan. Corpus luteum terbentuk jika kantung tidak menyusut. Pada saat itu kantung akan menutup sendiri setelah telur lepas. Cairan akan menumpuk di dalamnya.
2. Kista patologis
Kista patologis adalah kista yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi. Kista muncul karena pertumbuhan sel yang abnormal. Kista ini termasuk jenis yang ganas. Meskipun demikian, kista ini masih bisa disembuhkan.
3. Kista dermoid
Berasal dari embrio yang telah ada sejak lahir dan berkembang saat wanita sedang masa subur. Kista dermoid biasanya terbentuk pada usia reproduksi dan dapat tumbuh hingga beberapa sentimeter. Kista ini bersifat jinak, namun dapat berisi jaringan yang tidak biasa seperti rambut, tulang, dan gigi.
4. Kista endometriosis
Terjadi karena lapisan dinding rahim (ensometrium) tumbuh di luar rahim. Kista ini bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks ataupun menstruasi. Pada endometrium atau dinding rahim tumbuh di indung telur.
5. Kista adenoma
Kista adenoma muncul karena terbentuk sel-sel di permukaan ovarium dan bisa berisi cairan atau lendir. Jenis satu ini bisa membesar dan mengakibatkan ovarium terpelintir, sehingga dapat mengurangi atau menghentikan darah ke ovarium.
Meskipun kebanyakan kista ovarium tidak memerlukan perawatan khusus, namun jika tidak diobati, lama kelamaan dapat tumbuh dan menyebabkan gejala yang tidak nyaman. Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita untuk mengetahui jenis-jenis kista ovarium yang perlu diwaspadai dan tindakan apa yang harus dilakukan jika terkena masalah ini.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena Kista Ovarium?
Gejala dari kista ovarium bisa beragam, tergantung pada ukuran, jenis, dan lokasi benjolan tersebut. Beberapa gejala umum dari penyakit ini antara lain nyeri panggul atau sakit perut, perubahan siklus menstruasi, perdarahan diantara menstruasi, kesulitan buang air kecil atau besar, mual atau muntah, dan rasa penuh atau berat di perut.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes diagnostik seperti USG (ultrasonografi) atau CT scan. Pemeriksaan dilakukan saat kondisi sedang tidak hamil. Terapi untuk kista ovarium bergantung pada jenis dan ukurannya, serta apakah bersifat jinak atau ganas.
Kista biasanya akan menghilang dengan sendirinya. Apabila ukurannya semakin membesar, mengganggu, dan terlihat abnormal maka ada kemungkinan dilakukan operasi kista ovarium. Jika diperlukan terapi atau pengobatan yang bisa dilakukan:
- Mengonsumsi pil KB
Pil KB akan membantu mencegah kista ovarium berulang, namun tidak mengecilkan kista.
- Pemantauan berkala
Pemeriksaan USG beberapa minggu setelah didiagnosis adanya kista. Pemeriksaan berfungsi untuk mengecek masih ada tidaknya kista.
- Operasi
Prosedur operasi yang dilakukan adalah pengangkatan kista. Namun jika kasus lebih parah, maka pengangkatan ovarium juga dapat dilakukan.
Penyakit ini dapat terjadi pada setiap wanita. Oleh karenanya harus menjaga pola hidup sehat dan olahraga rutin. Ada kemungkinan juga kista ini terjadi pada ibu hamil. Jika terjadi, ibu hamil memerlukan perawatan yang tepat. Untuk mencegahnya, ibu hamil harus memperhatikan nutrisi saat hamil dan menjaga kesehatan ibu hamil.
Oleh karenanya, adanya perubahan siklus bulanan atau merasakan nyeri hebat atau sakit di perut harus diwaspadai dan diperiksakan jika diperlukan. Terlebih, jika masalah tersebut terjadi ketika Anda berada dalam siklus menstruasi. Tentu, penanganan yang tepat dan cepat sangat disarankan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.