Setiap orangtua pada umumnya ingin memberi yang terbaik bagi buah hatinya. Diantaranya dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Oleh karenanya, penting bagi orangtua untuk mengetahui berbagai informasi terutama menyiapkan MPASI pertama.
Supaya pertumbuhan dan perkembangan buah hati dapat tercapai dengan optimal, WHO merekomendasikan agar ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan pertama. Setelah melewati 6 bulan, buah hati dapat diberi ASI dan MPASI. Pada masa 6 hingga 12 bulan merupakan saat-saat yang rawan untuk pertumbuhan buah hati.
Sebagai referensi untuk menambah wawasan Anda dalam persiapan MPASI pertama, pada usia 6 bulan buah hati dapat diberi MPASI. Hal ini disebabkan karena ASI dan susu formula sudah tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi buah hati.
Bayi yang sudah berusia 6 bulan dapat diberi berbagai macam menu MPASI pertama seperti bubur susu, sayuran tumbuk, buah atau biskuit yang dihaluskan. Dalam pemberian MPASI sebaiknya disesuaikan dengan usia dan kesiapan buah hati dalam mengkonsumsi makanan selain ASI.
Ragam Kesalahan MPASI Pertama yang Kerap Terjadi
Memang, memberikan MPASI pertama kerap menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Belum adanya pengalaman atau pengetahuan yang memadai membuat orang tua kerap melakukan kesalahan yang tentu membuat MPASI yang diberikan kurang maksimal.
Dalam kesempatan kali ini akan dibahas kesalahan menyiapkan MPASI pertama yang sering terjadi. Agar buah hati Anda dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sebaiknya Anda menghindari kesalahan-kesalahan berikut:
1. Memberikan MPASI Terlalu Dini
Ada kalanya orang tua keliru dalam memahami anjuran memberi makanan padat pada usia 6 bulan. Oleh karenanya, bisa jadi buah hati diberi makanan padat berupa MPASI terlalu dini, sebelum usia 6 bulan. Padahal selama 6 bulan pertama sebaiknya hanya diberi ASI secara eksklusif.
Selain memperhatikan kesiapan buah hati dalam menerima MPASI, pemberian MPASI sebaiknya menunggu buah hati hingga usianya 6 bulan. Setelah usia 6 bulan baru diberi makanan lembut selain ASI.
2. Terlalu Memaksakan Menyuapi Bayi
Berbagai makanan yang pertama kali dikonsumsi bayi merupakan hal baru baginya. Dari segi rasa maupun tekstur tentu berbeda dengan ASI. Maka cukup wajar bila reaksi bayi pertama kali MPASI belum sesuai dengan apa yang anda harapkan.
Anda tidak perlu berkecil hati bila si Kecil menolak makanan yang Anda berikan. Anda dapat mencoba untuk memberi waktu agar buah hati Anda terbiasa dengan berbagai rasa dan tekstur makanan. Hindari memaksakan untuk menyuapi anak, hal ini dapat menyebabkan trauma.
3. Terlambat Memberikan MPASI
Jika memberikan MPASI terlalu dini dalam dapat berdampak tidak baik, maka terlambat dalam memberi MPASI juga dapat berdampak buruk.
Feeding Littles memberikan saran kepada para orangtua agar tidak menunda-nunda pemberian MPASI melebihi 7 bulan. Setelah usia buah hati 6 bulan sebaiknya segera diberi MPASI.
Keterlambatan dalam pemberian MPASI dapat menyebabkan orangtua terlambat untuk mendeteksi jika buah hati memiliki alergi terhadap suatu makanan. Makanan yang biasanya dapat memicu alergi misalnya telur, susu sapi, ikan, kedelai, kacang-kacangan, gandum, dan kerang.
4. Terlalu Lama Memberi Makanan Bertekstur Lembut
Makanan bertekstur lembut memang relatif aman untuk buah hati, apalagi jika orangtua merasa khawatir buah hatinya tersedak makanan. Namun, jika buah hati terlalu lama diberi makan yang teksturnya lembut, hal ini dapat memungkinkan buah hati mengalami kesulitan dalam mencerna makanan yang lebih utuh.
Hasil dari sebuah penelitian menyatakan bahwa bayi yang tidak makan makanan kental di usia 9 bulan berisiko lebih tinggi untuk mengalami kesulitan makan di masa mendatang. Kemampuan dasar bayi yang berkaitan dengan mulut dapat berkembang sesuai bertambahnya usia.
Maka, sebaiknya orang tua segera mengupayakan untuk secara bertahap memberi makanan bertekstur lebih kasar. Adapun langkah yang dapat dilakukan saat usia bayi di antara 6 hingga 9 bulan dapat dicoba pemberian makanan dengan tekstur konsisten yang diawali dari makanan lembut dan cincang halus. Selanjutnya di usia 9 hingga 12 bulan secara bertahap dapat diberi makanan lunak dan cincang kasar.
5. Memberikan Makanan Dengan Gizi Tidak Seimbang
Menu MPASI harus mengandung gizi yang simbang. Berbagai nutrisi yang dibutuhkan buah hati tidak dapat dipenuhi jika hanya minum ASI maupun susu formula. Oleh sebab itu, MPASI harus terdiri dari karbohidrat, lemak, vitamin, protein, dan mineral secara seimbang.
MPASI yang tidak seimbang dapat berpotensi meningkatkan asupan garam yang berlebihan ke dalam tubuh buah hati. Jika hal ini terjadi, kerja ginjal semakin berat. Selain itu juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi di kemudian hari.
Maka Anda perlu memastikan dalam memberikan MPASI yang bergizi seimbang. MPASI yang bernutrisi akan menjadikan si Kecil merasa kenyang sehingga dapat mempermudah Anda dalam menidurkan bayi.
6. Memberikan Jus Buah Terlalu Banyak
Sebelum buah hati berusia satu tahun, sebaiknya tidak diberi terlalu banyak jus buah. Hal ini sesuai dengan anjuran dari American Academy of Pediatrics (AAP). Jus buah tidak mengandung vitamin dan mineral yang cukup untuk buah hati Anda, maka perlu dilengkapi nutrisi dari sumber makanan yang lainnya.
Apalagi beberapa jus buah yang rasanya terlalu manis maupun masam dapat berdampak buruk bagi kesehatan gigi, bahkan dapat menyebabkan diare. Untuk itu dalam memberikan jus buah perlu diatur porsinya.
Jangan membatasi MPASI hanya dengan buah dan sayur saja. Sebaiknya Anda tetap memberikan MPASI yang bergizi seimbang. Misalnya kebutuhan karbohidrat dapat berasal dari nasi atau kentang, kebutuhan protein dan lemak dapat berasal dari telur atau daging.
Itulah beberapa kesalahan menyiapkan MPASI pertama yang kerap terjadi. Dengan menghindari kesalahan dalam pemberian MPASI akan berdampak baik pada kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan buah hati Anda. Semoga dapat membantu memperkaya wawasan terkait perawatan pada bayi.